
Mimbarmaritim.com (Jakarta)
Kementerian Perhubungan Cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Belawan bekerja sama dengan PT. Pelindo (Persero) melalui grup perusahaannya PT. Prima Multi Terminal selaku operator terminal di Pelabuhan Kuala Tanjung telah menggelar Focus Group Discusion (FGD) dengan tema “Prospek Peluang Kerjasama Investasi Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai Pelabuhan Internasional” di Jakarta belum lama.
Dalam kegiatan FGD ini hadir sebagai Narasumber antara lain Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Pendanaan dan Keuangan Otto Ardianto, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Prof Wihana Kirana Jaya, Yukki Nugrahawan Hanafi Ketua Umum DPP ALFI/ILFA Yukki Nugrahawan, Akademisi ITS dan Pengamat Maritim Prof.Saut Gurning, PhD
Sedangkan sebagai panelis FGD ini diantaranya Sesditjen Perhubungan Laut Lolan Panjaitan, Tenaga Ahli Kementerian Perhubungan Andre Mulpyana, Kepala Pusat Pembiayaan Infrastruktur Transportasi Siti Maimunah dan Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Belawan Capt Bartho Ari Raharjo.
Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Belawan Capt Wisnu Handoko sebagai Moderator FGD, saat membuka diskusi tersebut menjelaskan bahwa Pelabuhan Kuala Tanjung di Provinsi Sumatera Utara telah 4 tahun beroperasi melayani jas kepelabuhanan. Pada tahun 2022 pelabuhan ini mencatat throughput muatan petikemas sebesar 69.792 TEUs, muatan curah cair sebesar 439.732 Ton, muatan curah kering sebesar 10.802 Ton dan muatan General Cargo sebesar 63.150 Ton.
“Perkembangan ini cukup bagus di awal 5 tahun pertama pengoperasian pelabuhan yang berjarak 60 km dari kota Medan tersebut. Namun masih diperlukan pengembangan agar pelabuhan ini menjadi sebuah pelabuhan internasional yang menjadi penghubung antara domestik trading dan internasional trading di kawasan Sumatera Utara untuk mendampingi (complementary port) bagi Pelabuhan Belawan yang lebih dahulu ada,” kata Capt Wisnu Handoko melalui keterangan tertulisnya diterima redaksi Mimbar Maritim, hari ini Sabtu (15/4/2023.
Capt Wisnu Handoko mengatakan dalam diskusi tersebut beberapa narasumber menyampaikan bahwa Pelabuhan Kuala Tanjung ke depan memiliki prospek yang potensial mengingat keterbatasan yang secara alamiah dimiliki pelabuhan Belawan seperti kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan.
“Selain itu Pelabuhan Belawan Ultimate diperkirakan baru menampung maksimal 2 Juta TEUs, sehingga diperlukan opsi alternatif yaitu kapasitas yang masih dimiliki pelabuhan Kuala Tanjung,” ungkapnya.
Sementara Dirut PT. PMT, Eko Hariyadi dalam penjelasannya memproyeksikan bahwa dengan berkembang dan meningkatnya muatan curah kering dan cair serta sebagian petikemas yang berasal dari Kawasan industri daerah belakang pelabuhan Kuala Tanjung akan semakin menarik shipping line MLO akan menyinggahi pelabuhan Kuala Tanjung dalam waktu dekat.
Capt Wisnu Handoko menambahkan ada beberapa poin penting terkait prospek bisnis dan investasi disampaikan oleh para panelis antara lain bahwa kerjasama investasi antar Badan Usaha Pelabuhan (BUP) lokal maupun asing akan menguntungkan jika opsi melakukan join manajemen antara Pelabuhan Belawan dan Kuala Tanjung.
“Pengembangan terminal multipurpose untuk muatan curah kering, curah cair dan petikemas di Kuala Tanjung diproyeksikan akan lebih menguntungkan dalam waktu dekat. Meskipun secara longterm terminal petikemas tetap harus terus dikembangkan secara bertahap mengikuti peningkatan jumlah permintaan pengangkutan muatan petikemas,”pungkasnya.
Sedangkan Narasumber Prof. Saut Gurning pada kesempatan itu juga menawarkan konsep berbagai opsi kerjasama investasi pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung dengan badan usaha berbasis perusahaan bongkarmuat, perusahaan pelayaran atau korporasi keuangan.
Selain itu, kata Saut Gurning menambahkan ada 3 daya tarik kuat untuk invetasi pengembangan pelabuhan yaitu kontrak khusus pemakaian dermaga berdasarkan volume, kepemilikan saham 20% sampai dengan 51% dan potensi trafik perdagangan atas muatan, Kapal dan layanan logistik.(Red-MM).