Mimbarmaritim.com (Lampung)

Kinerja ekonomi Lampung triwulan IV-2022 tumbuh pada level 5 persen atau tercatat sebesar 5,05 persen, Lampung memiliki komoditas unggulan berupa produk pertanian strategis berupa Kopi Robusta, Lada Hitam, Kakao, Karet, Kelapa Dalam , Kelapa Sawit dan Tebu.

Selain itu Provinsi Lampung juga memiliki harta karun lain berupa komoditas batu bara dengan sumber daya batubara yang tersedia sebesar 106 milar ton di tahun 2020.

Hal ini menjadikan pelabuhan Panjang sebagai salah satu wilayah strategis yang mendukung kelancaran distribusi batubara untuk ekspor maupun pemenuhan kebutuhan domestik di provinsi lampung.

Ekpor batu bara dari provinsi Bandar Lampung sebagian besar untuk memenuhi permintaan pasar di China yang diangkut dari pelabuhan panjang menggunakan kapal-kapal besar.

PTP Nonpetikemas Cabang Pelabuhan Panjang yang merupakan anak usaha PELINDO dan selaku operator Bongkar Muat (B/M) di pelabuhan Panjang, pada awal tahun 2023 ini telah menghandle kegiatan bongkar muat kapal batu bara diantaranya MV Uniwell muat sebanyak 50.000 ton untuk tujuan Xinsha China, MV Jin Ao muat 51.670 ton, MV Super Odegaard muat 53.177 ton dan MV Hai Jin muat 48.856 ton.

Branch Manager (BM) PTP Nonpetikemas Eka Nugraha didampingi Deputi Pendukung Operasi Ahmad Tarmizi kepada Mimbar Maritim, diruang kerjanya, Selasa (11/4/2023) menjelaskan bahwa muatan tersebut merupakan penanganan ekpor batu bara terbanyak dalam sekali pengangkutan kapal di pelabuhan Panjang. Sedangkan untuk kebutuhan domestik, pelabuhan Panjang menghandle kegiatan bongkar muat melalui tongkang untuk tujuan Vietnam dan Portklang Malaysia

“Untuk mengantisipasi permintaan penanganan bongkar muat oleh PTP Non Petikemas yang through putnya meningkat hampir 36% dari tahun 2022, Pelindo telah mempersiapkan dan meningkatkan pelayanannya dengan menginvestasikan alat bongkar muat berupa 2 unit Grab untuk GLC dan 2 unit Hopper, dari jumlah Alat bongkar muat yang tersedia yaitu 2 GLC dan 4 Jib Crane,” tutur Eka Nugraha.

Selain itu, lanjut Eka Nugraha, pada saat ini sedang dilakukan peningkatan fasilitas di Dermaga D dengan dilakukannya perbaikan untuk meningkatkan performansi kinerja bongkar muat kedepannya.

Untuk memastikan kelancaran kegiatan bongkar muat, selain dermaga D, terdapat juga Dermaga G yang dipersiapkan untuk mengantisipasi overflow handling kegiatan batu bara.

Eka menambahkan yang menarik perhatian saat ini khususnya di pelabuhan Panjang adalah, adanya peningkatan kegiatan bongkar muat arang kayu yang berimbas kepada kenaikan sebesar 82%. Untuk penanganan komoditas dalam bentuk kemasan bag cargo, menunjukkan adanya kenaikan permintaan ekspor arang kayu yang saat ini banyak diminati oleh beberapa negara di Timur Tengah.

Sementara, Sekretaris Perusahaan PTP Nonpetikemas Finan Syaifullah mengatakan peningkatan ekspor arang kayu ini menunjukkan adanya minat yang besar akan produk asli Indonesia yang secara langsung akan mendorong peningkatan ekonomi masyarakat dengan tumbuhnya industri penyediaan arang kayu khususnya UMKM di provinsi lampung.

“Oleh karena itu Pelabuhan Panjang harus dapat mendukung trend permintaan eksport ini dengan memastikan kelancaran distribusi dan ketepatan waktu pelayanan bongkar muat. Dengan harapan peran pelabuhan secara signifikan dapat membantu meningkatkan daya saing produk Indonesia di manca negara,” ujar Finan.

Finan menambahkan PTP Non Petikemas Cabang Panjang tengah berupaya untuk meningkatkan pelayanannya dengan melakukan transformasi dan standarisasi operasional, penerapan system IT dan peningkatan kualitas SDMnya.

“PTP Non Petikemas juga memberikan value added service dengan memberikan pelayanan jasa pengurusan dokumen kepabeanan dan trucking. Untuk mendorong kelancaran distribusi logistik nasional terutama kelancaran flow of Goods and Document di Pelabuhan,”pungkas Finan.(MM-01)