
Mimbarmaritim.com – Batam
Pelaut merupakan salah satu profesi yang paling besar kontribusinya di masa pademi Covid-19 dimana terjadi kelangkaan beberapa komoditas yang menuntut pergerakan arus barang harus tetap berjalan. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Djoko Sasono, saat membuka acara Sarasehan Diklat STCW dan Non STCW yang diselenggarakan oleh Balai Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta di Hotel Grand I Hotel Nagoya – Batam, Kamis (9/6/2022).
Acara sarehan yang dilaksanakan BP3IP, mengundang seluruh stakeholder dan pelaut-pelaut yang ada di kota Batam dan sekitarnya. Acara ini merupakan upaya BP3IP Jakarta untuk memperkenalkan program diklat peningkatan kompetensi pelaut dengan metoda baru yakni metoda pembelajaran asynchronous.
Asynchronous Learning (ASL) sendiri merupakan proses pembelajaran daring yang memberikan bahan ajar dan pengerjaan tugas tidak langsung. Bahan ajar dan tugas dapat berbentuk video beserta bahasa isyarat dan terjemahannya maupun bentuk lainnya.
Kepala BPSDMP Djoko Sasono mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia yang menyuplai pelaut untuk kapal – kapal yang berlayar di seluruh dunia baik itu kapal niaga maupun kapal asing.
“Kebutuhan pelaut tersebut akan terus meningkat seiring dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian dunia yang saat ini mulai menggeliat kembali khususnya dalam penyelenggaraan logistik karena Pandemi Covid yang saat ini sudah mulai mereda di seluruh dunia,”katanya.
Djoko Sasono mengatakan pihaknya akan terus mendorong seluruh unit kerja di bawah BPSDMP khususnya Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta agar secara terus menerus secara konsisten untuk berinovasi dalam menyelenggaran pendidikan dan pelatihan dibidang kemaritiman. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini sehingga dapat memudahkan seluruh pelaut meningkatkan kompetensinya.
“Tingkatkan kolaborasi dengan industri agar kegiatan pendidikan dan pelatihan dapat link and match dengan kebutuhan kompetensi yang diperlukan oleh industri pelayaran”, ujarnya.
Sementara, Direktur BP3IP Jakarta, Dr. Ir. Ahmad, M.MTr, QIA, CFr.A pada kesempatan yang sama saat menyampaikan laporannya mengungkapkan bahwa program diklat dengan Metoda Asynchronous ini dapat membantu para pelaut meningkatkan kemampuan kompetensinya dengan memanfaatkan teknologi dan tanpa harus meminta izin cuti yang cukup lama.
Ahmad menyebutkan bahwa BP3IP Jakarta telah melaksanakan kegiatan revalidasi sertifikat CoP yang mengacu pada surat edaran Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (DJPL) No. UM 003/2412/DK-18 tentang pelaksanaan Revalidasi Program Diklat Kepelautan yang sesuai dengan Table B-I/2 List of certificates or documentary evidence Required Under The STCW Convention yang terdapat pada STCW 2010.
“Saat ini BP3IP Jakarta sudah mempunyai kurang lebih 66 diklat diantaranya 50 diklat STCW dan 16 diklat non STCW,” katanya.
“Metoda jemput bola atau yang diistilahkan Revalidasi Mobile ini telah dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia antara lain Kota Samarinda, Banjarmasin dan Batam. Hal ini merupakan langkah konkrit yang dilakukan oleh unit kerja di bawah naungan BPSDM Perhubungan dalam upaya mewujudkan Indonesia Maju dengan menciptakan SDM transportasi yang memiliki nilai-nilai Prestasi (Profesional, Etika, Standar Global dan Integritas),” pungkas Ahmad.(Red-MM).