
Mimbarmaritim.com (Jakarta)
PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IDX:IPCC) membuktikan ketangguhan dalam pelayanan kapal-kapal RoRo berskala besar, tepatnya pada awal bulan Agustus 2025 Branch Jakarta IPCC melayani dua Mother Vessel (MV) sekaligus yaitu MV. BYD Zhengzhou dari Batangs, Philippines, dan MV. World Spirit dari Singapore. Hal ini menjadi angin segar bagi para pengguna jasa IPCC bahwa sebagai langkah unlocking capacity yang salah satunya adalah menambah sandaran kapal pada dermaga internasional seperti yang diimplementasikan pada kedatangan MV. BYD Zhengzhou dengan LOA (Length Over All) 200 M dan lebar 38 M menjadikan kapal terbesar yang ditangani oleh IPCC dengan kapasitas angkut 7.000 unit kargo dan terdiri dari 15 lantai.
Pada tanggal 1 Agustus 2025,lalu IPCC mendapat kesempatan dari BYD Indonesia untuk menjadi tempat diselenggarakannya kegiatan penyambutan MV. BYD Zhengzhou yang bertajuk “Exclusive Experience The BYD Zhengzhou’s First Arrival In Indonesia”.
Turut hadir dalam kegiatan ini dari berbagai pemangku kepentingan diantaranya Kementerian Investasi dan Hilirisasi yang diwakili oleh Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal, Kementerian Keuangan yang diwakili Direktur Jenderal Bea Cukai, Kementerian Perhubungan yang diwakili oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Dewan Ekonomi Nasional, stakeholder dan instansi pemerintah terkait di Pelabuhan Tanjung Priok, BYD Motor Indonesia, BYD Auto Indonesia, Jajaran Direksi dan Management Pelindo Grup serta Direksi IPCC.
Deputi Bidang Pelayaan dan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi Iwan Suryana dalam sambutannya, menekankan pentingnya menjaga iklim investasi untuk pemenuhan pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Di masa Pemerintahan Kabinet Merah Putih dimana menekankan kepada kemudahan para investor untuk berinvestasi di dalam negeri dalam menciptakan lapangan kerja yang berkualitas dan melanjutkan pengembangan infrastruktur, sinergi dan kolaborasi positif antara investor, pemangku kepentingan dan stakeholder terkait menjadi elemen penting menuju target Indonesia Emas 2045”, tutur Iwan.
Sementara Presiden Director BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan penyambutan MV. BYD Zhengzhou sebagai kapal terbesar berbahan bakar LNG (Liquefied Natural Gas) yang tentunya lebih efisien dalam pembakarannya dan menghasilkan emisi gas rumah kaca polutan udara yang lebih rendah.
“Dengan kapasitas hingga 7.000 unit kargo yang diangkut dalam sekali pelayaran menjadikan arus logistik lebih efisien yang pada akhirnya dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh pihak dan tentunya pelanggan BYD. Sebagai bentuk tanggung jawab BYD dalam penggunaan sumber energi utamanya bahan bakar yang berkelanjutan kami mengimplementasikan penggunaan bahan bakar non fosil berbasis LNG yang ramah lingkungan,” jelas Eagle Zhao.
Direktur Utama IPCC, Sugeng Mulyadi dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh undangan yang hadir, utamanya Kantor KSOP Utama Tanjung Priok dan Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok yang telah memberikan izin untuk sandar di luar kawasan serta BYD Indonesia yang telah mempercayakan agenda penting “Private Tour for the Arrival of BYD Zhengzhou Vessel to Indonesia” yang bertempat di Lapangan Penumpukan Terminal Domestik IPCC Btanch Jakarta.
Sugeng mengatakan kegiatan ini menjadi momentum penting bagi seluruh pihak utamanya dalam memperkuat hubungan bilateral, memperluas peluang ekonomi dan menghadirkan solusi teknologi masa depan. Pada Semester I tahun 2025, IPCC telah memfasilitasi kegiatan ekspor CBU sebesar 171 ribu unit atau meningkat 6,91% YoY sedangkan impor sebesar 57 ribu unit atau tumbuh 85,39% YoY dimana sebanyak 28 ribu unit merupakan mobil listrik berbasis baterai (BEV) dan khusus untuk BYD berkontribusi sebanyak 70% dari total EV secara keseluruhan.
“Manajemen yakin bahwa melalui kolaborasi yang saling mendukung antara IPCC dan BYD Indonesia dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, lingkungan dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan diharapkan Indonesia menjadi negara yang mandiri dari segi energi, ramah lingkungan serta pemain penting bagi kendaraan listrik di pasar global,” tutup Sugeng.(Red-MM)