


Mimbarmaritim.com – Banten
Kementerian Perhubungan Cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan ( KSOP) Kelas I Banten mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka mengimplementasikan secara penuh Program Aksi Stranas PK dan Sosialisasi Bidang Kepelabuhanan, bertempat di Royal Krakatau Hotel Cilegon – Banten hari ini, Kamis (22/9/2022).
Dalam acara FGD ini, hadir sebagai Keynote Speaker dari Kementerian Koordinator Kemaritiman dan investasi (Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas) Manaor Panggabean, Kepala Kejaksaan Negeri Cilegon Ineke Indraswati S.H., M.H, General Manager PT. Pelindo Regional 2 Banten Agung Fitriyanto, Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, dan Kepala Kantor KSOP Kelas I Banten Brigjen. Pol. Capt. Hermanta, SH., M.M., M.Mar.,
Kepala Kantor KSOP Kelas I Banten Brigjen. Pol. Capt. Hermanta, SH., M.M., M.Mar., dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kolaborasi, koordinasi dan sinergi antar lembaga/kementerian guna memberikan pelayanan yang lebih baik. FGD ini diharapkan dapat menyelesaikan kendala dan problematika yang dihadapi dan solusinya secara komprehensif. Dimana Pelabuhan Banten memiliki kekhususan tersendiri dibanding 14 pelabuhan lain yang menjadi sasaran aksi Stranas PK.
Capt Hermanta mengajak semua pihak untuk terus berupaya meningkatkan kinerja melalui perbaikan tata kelola yg baik dengan koordinasi, sinergi, dan komitmen bersama agar kedepannya pelayanan menjadi lebih baik.
Ia mengungkapkan sebagai salah satu simpul transportasi dari mata rantai sistem transportasi, pelabuhan Banten memiliki letak dan nilai yang strategis bagi pertumbuhan ekonomi baik dalam skala regional maupun nasional. Terletak di wilayah paling Barat pulau Jawa dan bersebelahan dengan pulau Sumatera bagian Selatan, telah menjadikan pelabuhan banten terus berkembang dengan pesat dari waktu ke waktu.
“Hal ini tentunya didukung oleh banyaknya kawasan industri, tempat-tempat wisata dan dukungan sumberdaya alam di wilayah Banten dan sekitarnya. Kawasan ini turut serta menambah peningkatan aktifitas di pelabuhan dan menuntut untuk diberikan pelayanan yang terbaik khususnya di sektor angkutan logistik,” ujar Capt Hermanta.
Dia menyebutkan saat ini di wilayah pelabuhan Banten terdapat 3 (tiga) Terminal Umum yang sudah beropersai yakni Terminal Ciwandan, Cigading dan Bandar Bakau Jaya dan nantinya akan bertambah 1 (satu) lagi Terminal Batu Alam Makmur yang akan beroperasi pada akhir bulan ini.
” Sementara itu, untuk mendukung aktifitas perekonomian melalui sektor transportasi laut, pelabuhan Banten didukung dengan 66 terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS),” katanya.
Lebih lanjut, Capt Hermanta menjelaskan sebagai pelabuhan utama dan terbuka bagi perdagangan luar negeri, dengan total kapal yang masuk ke pelabuhan pada tahun 2021 sebanyak lebih kurang 13.800 unit kapal. Hal ini, akan butuh tuntutan terhadap pelayanan handal dan terpercaya di bidang kepelabuhanan sehingga peningkatan kecepatan dan kemudahan pelayanan mutlak diperlukan.
” Untuk meningkatkan pelayanan terbaik, khususnya pelayanan kapal dan barang di pelabuhan Banten, maka penggunaan teknologi informasi dengan integrasi sistem pelayanan di pelabuhan terus ditingkatkan. Sehingga terwujud prosedur pelayanan yang transparansi dan terstandarisasi,” tuturnya.



Capt Hermanta menuturkan terkait dengan aksi peningkatan layanan kegiatan kepelabuhan, pelabuhan Banten merupakan salah satu dari 14 pelabuhan yang menjadi tempat monitoring dan evaluasi aksi strategi nasional pencegahan korupsi (Stranas PK) terkait pemangkasan birokrasi dan peningkatan layanan.
” Hal ini, merupakan bagian aksi strategis nasional yang memiliki peran penting dalam hal peningkatan pelayanan logistik transportasi laut. Di awal perjalanannya, pelabuhan Banten masuk kategori merah artinya terdapat satu masalah mendasar segera dilakukan perbaikan. Namun setelah melakukan pembenahan tata kelola dan pengawasan, sehingga statusnya berubah menjadi kuning pada tahun 2021 sampai pertengahan tahun 2022,” ungkapnya.
Capt Hermanta menjelaskan pembenahan ini telah dilakukan mulai dari penerapan inaportnet di seluruh terminal yang ada di pelabuhan Banten Oktober 2021, penerapan SSM QC November 2021, pembangunan dan penerapan SSM pengangkut, autogate system, single truck identification data (STID) dan sistem monitoring TKBM (Simon TKBM). Saat ini pelabuhan Banten per tanggal 13 September 2022 yang semula statusnya kuning, sekarang sudah menjadi hijau.
” Dalam perspektif kami ini adalah hijau muda, karena kami menyadari bahwa masih banyak hal-hal terkait perbaikan yang harus dilakukan untuk menuju pelabuhan yang mempunyai layanan tinggi dan biaya logistik rendah,” tambahnya.
Ia menegaskan pembenahan ini tentunya tidak bisa dilakukan oleh Kantor KSOP Kelas I Banten sendiri, semua ekosistem di pelabuhan Banten harus ikut berperan penting dalam pembenahan sesuai indikator -yang telah ditetapkan dari Stranas PK.
Diakhir, sambutannya Capt Hermanta, menyampaikan apresiasi yang setinggi – tingginya kepada Tim Stranas KPK, Kejaksaan Negeri Cilegon, Pelindo Regional 2 Banten dan Direktorat Perkapalan dan Kepelautan yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk mensukseskan acara FGD ini.
“Marilah kita semua terus berupaya meningkatkan kinerja melalui perbaikan tatakelola yang baik, dengan koordinasi, sinergi dan komitmen bersama, agar kedepan pelayanan menjadi excellent ” pungkas Capt Hermanta.
Sementara, Tim Stranas PK dan Staf Ahli Menko Marvest pada kesempatan yang sama menyampaikan apresiasi dan bangga kepada Kantor KSOP Kelas I Banten bersama stakeholder pelabuhan dan entitas bisnis kepelabuhanan berhasil memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan.
Dalam rangka efisiensi dan efektifitas pelayanan pelabuhan sehingga indikator pemantauan menjadi hijau. Selanjutnya pelabuhan Banten direncanakan menjadi Bencmark pelabuhan curah di Indonesia.
FGD ini dihadiri peserta undangan dari instansi pemerintahan, Forkopimda dan seluruh entitas bisnis pelabuhan yang melakukan pengusahaan di bidang kepelabuhanan di wilayah KSOP Kelas I Banten.(MM-01).