
Mimbarmaritim.com (Jakarta)
PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IDX:IPCC) dengan bangga mengumumkan laporan keuangan audited untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024. Melalui kolaborasi yang baik dengan seluruh pihak, IPCC mampu melanjutkan kinerja yang solid dan membukukan laba bersih sebesar Rp.212,22 miliar yang merupakan capaian tertinggi dan pertama kalinya all time high di atas Rp.200,- miliar. Capaian ini meningkat 11,19% dari tahun lalu yang sebesar Rp.190,85,- miliar yang didukung dari transformasi aspek komersial dan operasional serta standarisasi maupun digitalisasi berbagai lini pendukung Perusahaan.
Torehan gemilang atas kinerja keuangan IPCC berhasil meraup pendapatan Rp.824,60,- miliar atau meningkat 12,16% bila dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar Rp.735,20,- miliar. Tanjung Priok sebagai penyumbang pendapatan sebesar 91,09% atau setara dengan Rp.757,77,- miliar lalu diikuti oleh Terminal Satelit IPCC di berbagai wilayah Indonesia yang menyumbangkan 8,76% setara dengan Rp.66,34,- miliar (Belawan, Pontianak, Balikpapan, Makassar dan Banjarmasin yang baru dioperasikan per tanggal 1 Oktober 2024).
Jika dilihat dari pendapatan per jenis cargo, dimana CBU merupakan penyumbang porsi pendapatan yang terbesar dengan capaian Rp.613,61,- miliar atau sekitar 74,79%, sedangkan untuk pendapatan alat berat dan bus/truck masing-masing mencapai Rp.80,45,- miliar dan Rp.90,10,- miliar atau sekitar 9,76% dan 10,93% dari pendapatan keseluruhan.
IPCC berkomitmen untuk selalu memberikan pelayanan terbaik dari sisi keamanan, keselamatan dan penanganan seluruh cargo yang dilayani oleh Perusahaan. Pada tahun 2024, Perusahaan berhasil menerapkan pola bisnis baru yaitu implementasi single billing. IPCC juga mencatatkan kenaikan total aset sebesar 3,49% dari Rp 1,78 triliun pada 2023 menjadi Rp 1,85 triliun pada akhir 2024 dimana kenaikan tersebut disebabkan oleh kenaikan Kas dan Setara Kas IPCC mencapai Rp.810,- miliar yang naik sebesar 20,92%.
Direktur Keuangan, SDM dan Manajemen Risiko Wing Megantoro melalui keterangan resmi diterima redaksi Mimbar Maritim di Jakarta Rabu (26/3/2025) mengatakan manajemen IPCC telah melakukan berbagai upaya untuk perusahaan dalam menciptakan value added dari setiap layanan yang diberikan. Utamanya dari sisi keuangan seperti efisiensi biaya yang tidak berhubungan langsung dengan pendapatan serta penggunaan sistem pembayaran terintegrasi melalui digitalisasi seperti PRAYA yang memungkinkan pengguna jasa dapat mengetahui tagihan atas layanan IPCC secara real time, mengurangi proses tatap muka serta mengurangi ACP (average collection Period) perusahaan.
Wing Megantoro menjelaskan dalam rangka menjadi terminal kendaraan yang memiliki keunggulan dari sisi pelayanan sehingga menjadi top of mind pengguna jasa. IPCC menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai base line dimana pada tahun 2024, Badan Standarisasi Nasional (BSN) memberikan penghargaan kategori Perunggu.
Selain itu, tambah Wing Megantoro, guna menjamin setiap rencana strategis perusahaan dijalankan dengan kaidah Good Corporate Governance (GCG). IPCC juga telah menerapkan tata kelola berbasis manajemen risiko yang dalam pelaksanaannya mendapatkan bergengsi di level ASEAN yaitu Runner UP ASEAN Risk Champion Kategori 1 pada ajang ASEAN Risk Award Tahun 2024 yang bertempat di Bangkok, Thailand.
Direktur Utama IPCC, Sugeng Mulyadi mengatakan pihaknya sangat bersyukur dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para pelanggan, vendor, tim IPCC, pemegang saham (investor) dan stakeholders atas pencapaian yang luar biasa ini serta tak lupa atas dukungan maupun kepercayaannya kepada IPCC.
”Kinerja yang baik ini tentunya tidak terlepas dari dukungan oleh pelayanan yang prima diberikan seluruh insan IPCC. Sepanjang tahun 2024, IPCC berhasil memperluas layanan melalui penambahan kapasitas melalui PDC, integrasi layanan logistik, penambahan terminal satelit dan penerapan pola bisnis yang baru,” ujar Sugeng.
Sementara Direktur Teknik dan Operasi IPCC Bagus Dwipoyono mengatakan pada tahun 2025 ini, strategi bisnis IPCC akan dilanjutkan dengan menyesuaikan strategi dan rencana induk perusahaan yang bergerak di bidang multi terminal (vehicle logistic ecosystem), dengan terus melaksanakan ekspansi bisnis baik organik maupun anorganik.
Bagus Dwipoyono mengungkapkan IPCC akan terus melakukan penguatan pada sisi operasional dan digitalisasi yang salah satunya telah dilakukan yaitu Go-Live aplikasi PTOS-C pada terminal internasional yang bertujuan untuk integrasi layanan dan memadukan pola operasi dengan teknologi terkini.
“Guna meningkatkan pelayanan operasional IPCC yang berfokus kepada kepuasan pelanggan, memastikan kesiapan tim operasional, keselamatan kerja, transformasi yang berkelanjutan dengan mengimplementasikan prinsip kerja 3 No yaitu no cause defect, no accept defect, no continues defect,” pungkas Bagus Dwipoyono.
Sekretaris Perusahaan IPCC, Endah Dwi Liesly menambahkan bahwa selain peningkatan dari kinerja keuangan, jejak langkah bidang bisnis IPCC yang dinamis juga memperhatikan unsur lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan yang berkelanjutan sesuai dengan Sustainable Development Goals. Pengelolaan ESG IPCC terus mengalami peningkatan yang diindikasikan dengan perolehan penghargaan salah satunya ESG Award Kategori Gold Star Award Small Cap dari Investor Trust.”
Menurut dia, bahwa IPCC selalu mengedepankan prinsip ramah lingkungan melalui komitmen penggunaan alternatif bahan bakar dengan RON 92 dari setiap alat penunjang operasi yang ramah lingkungan. Untuk mengurangi emisi karbon sebagai bentuk pengurangan dampak negatif akibat residu bahan bakar.
Lebih lanjut, Endah, mengatakan dari sisi program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), pada Tahun 2024 IPCC terus mendukung program prioritas bidang lingkungan melalui konservasi biota dan ekosistem laut seperti penanaman 8.100 bibit pohon diantaranya 1.000 bibit pohon mangrove di Provinsi Kalimantan Tengah.
“Selain itu, IPCC juga mendorong Usaha Mikro Kecil (UMK) melalui program UMKM Kuat di wilayah Kelurahan Kalibaru Jakarta Utara dan pengembangan, pelatihan produk tenun serta anyaman di Indonesia Timur,” sebut Endah.
Ditambahkannya, kinerja IPCC selam ini selalu sejalan dengan kinerja berkelanjutan. Karen komitmen IPCC kepada publik tidak hanya mempertahankan aspek keuangan. Namun juga menciptakan bisnis yang berkelanjutan dengan penguatan UMKM yang memiliki peran penting sebagai penopang perekonomian secara nasional.(Red-MM).