Perusahaan Pelayaran Global Incar Makassar New Port

Kegiatan Operasional Di Pelabuhan Makassar New Port (MNP)

Mimbarmaritim.com (Makassar)

Pasca diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 22 Februari 2024 lalu, PT Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) selaku pengelola Makassar New Port (MNP) terus berupaya memperluas pasar baru. Pasar peti kemas yang dibidik khususnya angkutan peti kemas internasional (ekspor – impor). Saat ini sudah ada perusahaan pelayaran global yang rutin menggunakan fasilitas MNP untuk kegiatan bongkar muat peti kemas yakni SITC yang singgah di MNP 1 minggu sekali dengan 1 kapal.

Terminal Head TPK New Makassar I Nyoman Sutrisna mengatakan ada 2 perusahaan pelayaran global yang tertarik untuk berkegiatan di MNP. Kedua pelayaran tersebut adalah CMA-CGM dan Maersk Line yang melakukan kunjungan lapangan ke MNP beberapa waktu lalu.

“CMA-CGM dan Maersk Line menyatakan tertarik untuk berkegiatan di MNP, saat ini sedang penjajakan pasar untuk melihat potensi muatan ekspor impor yang bisa mereka bawa dari Makassar,” kata Nyoman, Rabu (26/6/2024).

SPTP optimis kedua perusahaan pelayaran tersebut akan berkegiatan di MNP. Nyoman menyebut fasilitas yang dimiliki MNP sudah sangat mencukupi. Salah satunya memiliki kedalaman alur dan kolam pelabuhan hingga minus 16 meter LWS (Low Water Springs). Dengan kedalaman tersebut memungkinkan kapal berukuran besar generasi post panamax yang biasa digunakan untuk direct call atau pelayaran langsung ke luar negeri dapat masuk ke MNP.

Selain itu, lanjut Nyoman, MNP juga ditunjang dengan 6 unit quay container crane dengan total panjang dermaga mencapai 1.600 meter. Sedangkan luas terminal mencapai 52 hektar dengan kapasitas peti kemas mencapai 2,5 juta per tahun.

Nyoman menyebut di area Makassar, PT Pelindo Terminal Petikemas mengelola 2 terminal, yakni Terminal Petikemas Makassar atau Terminal 1 dan Makassar New Port atau Terminal 2. Jumlah arus peti kemas di kedua terminal tersebut pada tahun 2023 lalu mencapai 700.000 TEUs. Untuk tahun 2024 ini pihaknya menargetkan arus peti kemas sebanyak 715.000 TEUs.

Sementara Ketua DPW Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia (ALFI) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Syaifuddin Syahrudi yang akrab dipanggil Ipho mengatakan optimistis bahwa sejumlah komoditas di Sulawesi Selatan dapat bertumbuh hingga bisa memenuhi kebutuhan ekspor. Oleh karenanya, Ipho berharap keberadan MNP dapat menjadikan Sulawesi Selatan sebagai hub Indonesia Timur untuk distribusi logistik.

“Harapannya kedepan MNP menjadi hub di Indonesia Timur, tidak perlu lagi ke Jawa (Jakarta dan Surabaya),” katanya.

Dia menambahkan, untuk mendukung MNP sebagai hub, perlu ada sentra ekonomi dan industri yang lebih masif. Sebab, dengan analisa pertumbuhan ekonomi dan penduduk di Sulawesi Selatan saat ini, sejumlah komoditi kebutuhan pokok masih mesti didatangkan dari Pulau Jawa.(MM-01).

Tinggalkan komentar